Kamis, 18 Maret 2010

Santai Sejenak


SETIAP hari, bagian keuangan Desa Cibeureum-Kec.Sukamantri ini selalu sibuk, sehingga ia seringkali pulang paling akhir.Namun begitu, dia mengaku enyoy melaksanakan tugas keseharian sebagai pamong desa.Ketika ditemui,dia sempat berfose dan ingin tampil di blog Desa Cibeureum Agropolitan "Boleh dong saya santai sejenak...!"ujar Yeyed Edward, Kaur Keuangan Desa Cibeureum. (REDI MULYADI)**

Selasa, 16 Maret 2010

Pembagian RASKIN bagi Warga Desa Cibeureum



BANTUAN beras bagi keluarga miskin (raskin) di Desa Cibeureum, Kec.Sukmanatri Kab.Ciamis sangat membantu masyarakat. Karena itu, menurut Kades Didi Kamsidi, begitu bantuan raskin datang maka pihaknya segera mendistribusikannya ke tiap ke-RT-an. Hal ini dimaksudkan, agar warga yang sangat membutuhkan raskin, tidak harus menunggu lama. "Jadi, tidak ada istilah beras raskin parkir dulu di Kantor Desa Cibeureum,"tutur Didi Kamsidi.(REDI MULYADI)***

BP3K Model Sukamantri Sukses Membina Pelaku Utama dan Pelaku Usaha



BALAI Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kec.Sukamantri di Kab.Ciamis memang layak menyandang sebagai BP3K Model. Karena selama ini, BP3K pimpinan Itang S,PKP ini dinilai telah berhasil dalam membina pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pertanian di wilayah Kec.Sukamantri, juga sekaligus model percontohan bagi bagai penyuluhan lain di Indonesia.

“Kami memprioritaskan pembinaan dan penyuluhan terhadap pelaku utama (perseorangan/individu) yang kini sukses sebagai pelaku usaha di bidang masing-masing.Namun, bukan berarti mengesampingkan terhadap kelompok seperti kelompok tani, kelompok taruna tani, kelompok wanita tani, P4S, Gapoktan dan lainnya,”ungkap Itang ketika ditemui Sinar Tani, pekan kemarin.

Dan uniknya, para pelaku utama dibina serta dididik oleh petugas PPL di BP3K Sukamantri, justru yang semula bukan seorang petani. Tapi mereka yang pengetahuan di bidang pertaniannya nol, yakni di antaranya pemuda penganggur, bahkan banyak yang mantan preman. Walau begitu, mereka serius untuk menimba ilmu pengetahuan di bidang pertanian. Sekarang saja, menurut Itang, ada tiga orang pelaku utama yang digembleng ilmu pengetahuan yakni Atang, Bayu dan Atin.

“Selama beberapa bulan, mereka dibina dan diberi penyuluhan bidang pertanian, menggarap lahan percobaan yang ada di sekitar komplek kantor BP3K. Kebetulan kami punya lahan ujicoba di sekitar kantor seluas 85 meter persegi dan sewa lahan milik penduduk seluas 1 hektar,”ujar Itang, yang sudah 20 tahun menjadi Kepala BP3K Sukamantri ini.

Selama beberapa bulan itu pula, mereka melakukan ujicoba usahatani yang dibimbing para petugas PPL, mulai dari cara pembibitan tanaman, pola tanam, mengetahui jenis hama-penyakit, pengetahuan mengenai saprotan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bahwa BP3K Sukamantri menjadi “kawah candradimuka” tempat penggemblengan bagi mereka yang serius menimba ilmu pertanian.

“Nah, kalau mereka sudah menguasai benar mengenai ilmu pengetahun bidang pertanian, kami lepas untuk mandiri maupun ada yang merekrut sebagai tenaga ahli maupun yang memberikan modal usaha. Alhamdulillah, sebagian besar pelaku utama yang kami didik, kini menjadi pelaku usaha atau petani sukses. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi diri pribadi saya,”ungkapnya.

Namun, menurutnya, pelaku utama dan pelaku usaha hasil binaan BP3K Sukamantri harus melaksanakan pola/syarat yang diterapkan yakni loyalitas (pribadi, kemampuan, disiplin dll), komitmen dan harus mau dievaluasi. Hal ini untuk kemajuan para pelaku utama dan pelaku usaha itu sendiri

Itang selanjutnya menjelaskan, bahwa wilayah kerja BP3K Model Sukamantri mencakup 5 desa yang masing-masing desa memiliki produk pertanian unggulan yakni Desa Cibeureum dengan produk pertanian cabe merah, Desa Sukamantri adanya the rakyat, Desa Tengger Raharja produk jagung dan sapi, Desa Sindanglaya dengan tanaman ubi ‘garut’ ganyong, dan Desa Mekarwangi dengan produk kopinya. Kemudian di wilayah Kec.Sukamantri ini terdapat 64 kelompok tani, 5 kelompok wanita tani dan 3 kelompok taruna tani.

Karena potensi pertanian di wilayah Kec.Sukamantri dan sekitarnya cukup besar serta terbuka lebar, maka kini telah berdiri Pasar Agrobisnis di Desa Cibeureum yang diresmikan Bupati Ciamis H.Engkon Komara, belum lama ini. Pembangunan Pasar Agro yang lokasinya cukup strategis, memang sudah didambakan masyarakat. terutama kalangan masyarakat petani di wilayah Ciamis utara yang mencakup lima kecamatan yakni Sukamantri, Kawali, Lumbung,Panumbangan dan Cihaurbeuti.

“Kecamatan Sukamantri memiliki dua core bussines yaitu agrobisnis dan agrowisata. Dengan adanya pasar agro ini, maka diharapkan produktivitas pertanian di wilayah Sukamantri akan semakin meningkat.Demikian pula, tingkat perekonomian bisa meningkat,”jelasnya.

Karena keberhasilannya itulah, maka tak mengherankan bila BP3K Model Sukamantri yang punya visi “sebagai sistem penyuluhan yang mantap dalam mewujudkan agribisnis terjadi di Ciamis pada tahun 2014” ini, ternyata banyak dikunjungi para pejabat dari pusat (Dirjen dan Menteri Pertanian), provinsi Jawa Barat, pengusaha, balai penyuluhan pertanian dari luar daerah, para peneliti, mahasiswa maupun siswa sekolah pertanian yang magang.

Walau demikian, para petani mengharapkan sekali BP3K Model Sukamantri memiliki sebuah laboratorium yang refresentatif, dengan peralatan yang lengkap sebagai sarana untuk penelitian suatu hama-penyakit dan lainnya dalam upaya menunjang pembangunan pertanian.”Selama ini, para petani mendambakan sebuah laboratorium pertanian, syukur kalau ada bantuan dari pemerintah.”ungkap Itang,S.PKP mengakhiri obrolan.(REDI MULYADI/sudah dimuat di SINAR TANI)***

Peletakan Batu Pertama Pembangunan GOR Desa Cibeureum




WAKIL Bupati Ciamis H.Iing Syam Arifin melakukan peletakan batu pertama pada pembangunan gedung olahraga (GOR) Desa Cibeureum Kec.Sukamantri, belum lama ini. Kapala Desa Cibeureum, Didi Kamsidi mengatakan, pembangunan GOR yang representative kebanggaan warga Desa Cibeureum itu diperkirakan akan menghabiskan anggaran sekitar Rp.476 juta, yang telah memperoleh bantuan dari provinsi dan dana aspirasi sebesar Rp.65 juta.(REDI MULYADI)***

Warga Desa Cibeureum Manfaatkan ADD Untuk Membangun Kirmir



WARGA Desa Cibeureum Kec.Sukamantri Kab.Ciamis benar-benar memanfaatkan bantuan alokasi dana desa (ADD) yang diterimanya untuk kemajuan pembangunan.Dalam hal ini, misalnya warga bergotong royong membuat kirmir jalan di Kampung Kertasarana yang cukup panjang, sehingga menghabiskan dana Rp.20 juta lebih. Perincian angggarannya antara lain dari ADD sebesar Rp.14 juta, swadaya Rp.4 juta dan sisanya HOK. Pembuatan kirmir jalan kampung tersebut dipimpin oleh Ajat dan juga ketua pemuda Dedi. Kades Cibeureum Didi Kamsidi saat meninjau pembuatan kirmir tersebut yang hampir selesai.(REDI MULYADI)***

Senin, 08 Maret 2010

Bupati Ciamis Resmikan Pasar Agro Desa Cibeureum



BUPATI Ciamis H.Engkon Komara telah meresmikan Pasar Agro Desa Cibeureum yang berada di Kec.Sukamantri, pekan kemarin. Dalam kesempatan itu juga dilaksanakan pelantikan pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kab.Ciamis oleh Ketua HKTI Jawa Barat.

“Dengan beroperasinya Pasar Agro Desa Cibeureum ini, maka diharapkan masyarakat terutama para petani di wilayah Kecamatan Sukamantri dan sekitarnya akan dapat lebih berdaya.Selain itu, pengelola pasar agro ini harus masyarakat diajak untuk mengelola potensi daerah khususnya di bidang pertanian,”ujar Engkon Komara.

Pemerintah membangun pasar agro ini, menurut Bupati Ciamis, yaitu bertujuan untuk meningkatkan pendapatan para petani, dan untuk memperoleh kepastian harga, sehingga masyarakat dapat menikmati harga yang stabil.

Bupati pun menyambut baik atas pelantikan HKTI Kab.Ciamis yang dilaksanakan bersamaan dengan peresmian Pasar Agro Desa Cibeureum tersebut.”Semoga saja, pengurus HKTI Kab.Ciamis mampu memberdayakan masyarakat di bidang pertanian, agar masyarakat lebih sejahtera,”tuturnya.

Dalam kata sambutannya, Camat Sukamantri H.Adang Darajat mengungkapkan, bahwa pembangunan Pasar Agro di Desa Cibeureum yang lokasinya cukup strategis, memang sudah didambakan masyarakat. Karena itu, agenda peresmian yang menjadi tanda beroperasinya pasar sangat dinantikan masyarakat, terutama kalangan masyarakat petani di wilayah Ciamis utara yang mencakup lima kecamatan yakni Sukamantri, Kawali, Lumbung,Panumbangan dan Cihaurbeuti.

“Kecamatan Sukamantri memiliki dua core bussines yaitu agrobisnis dan agrowisata. Dengan adanya pasar agro ini, maka diharapkan produktivitas pertanian di wilayah Sukamantri akan semakin meningkat.Demikian pula, tingkat perekonomian bisa meningkat,”jelas H.Adang Darajat.

Hal senada diungkapkan Pipin A.Apilin, Ketua KTNA Kec.Sukamantri, bahwa Pasar Agro Desa Cibeureum memiliki keunggulan dengan lokasinya yang bersebelahan dengan objek wisata air Situ Cibubuhan, di samping lokasinya cukup strategis karena berada ditengah-tengah di antara lima kecamatan yang dijadikan proyek pengembangan kawasan agro di wilayah utara Kab.Ciamis.

“Pada masa mendatang, lokasi ini akan semakin ramai dengan banyaknya transaksi pertanian di Pasar Agro Cibeureum dan pengunjung ke objek wisata Situ Cibubuhan. Jadi, adanya kesinambungan antara aspek keindahan dan kelestarian lingkungan” ujar Pipin A.Apilin, yang juga Ketua Gapoktan Karangsari ini.

Dia menegaskan, sesuai nama dan fungsinya bahwa Pasar Agro Desa Cibeureum di Kec. Sukamantri ini akan dikhususkan untuk memasarkan produk-produk unggulan pertanian dari lima kecamatan yang sudah ditetapkan menjadi kawasan agropolitan. “Beberapa produk unggulan pertanian yang akan dikedepankan misalnya seperti cabai, strobery, buncis, semangka, sereh wangi, ganyong, kopi dan teh. Selain pertanian produk lain seperti peternakan dan perikanan juga akan disediakan,”tukasnya. (REDI MULYADI)***

Pipin A Apilin, Ketua KTNA Sukamantri Ciamis










Pipin A Apilin, Ketua KTNA Sukamantri Ciamis

Rekrut Pemuda Penganggur Menjadi Petani Unggul

WALAU basic pendidikannya bukan dari sekolah pertanian, karena hanya lulusan SMA, tetapi Pipin A.Apilin kini termasuk sosok petani sukses di Kab.Ciamis.Bahkan, ia menjadi ‘bapaknya para petani dan anggota kelompok tani’ di Desa Cibeureum dan desa lain di wilayah Kec.Sukamantri.

Betapa tidak! Karena setiap hari, ada saja petani dan anggota kelompok tani yang berkunjung ke rumahnya atau sekretariat Gapoktan Karangsari, sekedar berkonsultasi seputar dunia pertanian mulai dari belajar usahatani hingga informasi harga dan pemasaran. Maklum saja, banyak di antara petani berusia muda merupakan asuhannya tersebar di tiap desa di wilayah Kec.Sukamantri.

“Pada awalnya, saya merekrut para pemuda penganggur untuk masuk Kelompok Taruna Tani, yang kemudian dididik agar menjadi petani unggul. Karena saya melihat, sektor pertanian palawija di wilayah Sukamantri cukup potensial untuk dikembangkan, sementara banyak pemuda yang nganggur tidak punya pekerjaan.”ujar Kang Pipin, panggilan akrabnya.

Setelah ditempa dengan ilmu pengetahuan tentang pertanian di Kelompok Taruna Tani Karangsari, menurut Kang Pipin, ternyata para pemuda pengangguran itu ada kemauan untuk maju dan mereka merasa tidak malu bila harus menjadi petani.Bahkan, kini banyak petani muda yang ‘unggul’ sukses.

“Dalam mendidik para petani, saya biasanya menerapkan metode pembelajaran yang mudah dipahami, yakni 20 persen teori dan 80 persen praktek di lapangan.”kata Ketua KTNA dan HKTI Kec.Sukamantri ini, sekaligus Ketua Gapoktan Karangsari dan Ketua P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swakarya).

Pipin mengatakan, bahwa ada beberapa produk unggulan pertanian di wilayah Kec.Sukamantri yang dikedepankan misalnya seperti cabai, strobery, buncis, semangka, sereh wangi, ganyong, kopi dan teh. Selain pertanian, produk lain seperti peternakan dan perikanan tak kalah potensial.

“Namun, produk pertanian yang paling unggul dan berkualitas di sini, adalah cabe merah dengan luas areal sekitar 60 hektar. Setiap hari, sekitar 2-5 ton produk cabe merah dari Sukamantri dipasarkan ke Jabodetabek, terutama Pasar Kramat Jati,”tuturnya.

Selain itu, banyak yang menimba ilmu pertanian dari Kang Pipin terutama melalui P4S berasal dari kalangan pendidikan, baik pelajar SMK Pertanian maupun mahasiswa, serta lembaga lainnya. Selama ini, P4S boleh dikatakan sebagai tempat untuk magang kalangan tertentu diluar petani yang dikelola oleh para penyuluh sukarelawan, karena tidak ada petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang berstatus PNS. Artinya, PPL di P4S murni para petani (swakarya) asuhannya yang telah terdidik di bidang pertanian.

Walau begitu, selama ini Pipin selalu konsultasi pula dengan tenaga ahli/penyuluh pertanian di BP3K Model Sukamantri pimpinan Itang S.PKP. Maklum, dia pun awalnya menimba ilmu pertanian dari BP3K Sukamantri.

“Saat ini saja ada 40 siswa SMK Pertanian Ciamis yang magang di P4S untuk menambah ilmu pengetahuan.Juga sering kunjungi mahasiswa IPB Bogor.Apalagi kini menjalin kerjasama dengan BPPT Lembang terutama untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada para petani di sini,”jelas Kang Pipin.

Pipin A.Apilin pun menceritakan awal mula menggeluti dunia pertanian sejak tahun 1996 itu, yakni setelah bosan merantau di Bandung dan ketika pulang ke kampung halamannya, dia melihat potensi pertanian di wilayah Sukamantri.”Saya belajar pertanian dari nol,”katanya.

Setelah melihat peluang yang besar dan dunia pertanian dapat memberikan harapan, kemudian dia merekrut para pemuda pengangguran di desanya untuk berusahatani lewat Kelompok Taruna Tani, hingga akhirnya menjadikan mereka menjadi petani muda yang unggul.

“Untuk menambah ilmu pengatahuan maupun wawasan yang luas di bidang pertanian, saya senantiasa mengajak para petani, anggota kelompok tani atau anggota Taruna Tani melakukan studi banding ke berbagai daerah yang berhasil mengembangkan usahatani, misalnya ke Brebes,Tegal, Lembang, Bogor dan kota lainnya.”tutur Kang Pipin mengakhiri obrolan. (REDI MULYADI)****